Seru Sih Ini! Kau Reinkarnasi Dari Dosaku, Dan Aku Jatuh Cinta Lagi

Bab 1: Bunga Darah di Istana Terlarang

Leng Yue, namanya dulu adalah selarik senja yang lembut, kini hanyalah bisikan di antara reruntuhan Istana Terlarang. Dulu, ia adalah permaisuri yang dicintai, dipersembahkan kepada Kaisar yang haus kekuasaan. Dulu, hatinya adalah taman bunga yang mekar, dipenuhi janji manis dan mimpi-mimpi indah.

Kini?

Ia adalah patahan permata yang berserakan. Cinta Kaisar, yang dulu ia puja, berubah menjadi cambuk yang mencambuk jiwanya. Kekuasaan, yang dulu ia nikmati bersama, menjadi belati yang menikamnya dari belakang. Ia kehilangan segalanya: nama baik, keluarga, dan yang terpenting, anak dalam kandungannya.

Luka itu menganga, mengering menjadi kerak kebencian yang membara di dalam dadanya. Tetapi Leng Yue tidak mati. Ia bersembunyi di balik topeng keheningan, menyerap setiap tetes penghinaan dan setiap pandangan sinis. Ia menjadi hantu di istana itu, menyaksikan sendiri kejatuhan dinasti dan kelahiran dinasti baru.

Bertahun-tahun berlalu, debu sejarah menyelimuti segalanya. Leng Yue, dengan sisa-sisa kekuatan yang dimilikinya, berhasil keluar dari neraka itu. Ia mengubah identitasnya, membuang nama Leng Yue seperti kulit ular yang sudah usang. Ia menjadi Nyonya Lan, seorang pedagang sutra yang misterius dan berpengaruh.

Bab 2: Benang Takdir yang Terjalin Kembali

Nyonya Lan membangun kerajaannya dari nol. Ia mengasah otaknya, memperkuat tekadnya. Ia menjadi seorang wanita yang ditakuti dan dihormati, bukan karena darah birunya, tapi karena kecerdasannya yang tajam seperti pedang. Kelembutan yang dulu menjadi ciri khasnya, kini dilapisi baja. Luka masa lalu menjadi bahan bakar yang memotivasinya.

Suatu hari, takdir mempermainkannya. Ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Huang Zixuan. Zixuan adalah seorang jenderal muda yang ambisius dan karismatik, persis seperti Kaisar yang dulu menghancurkannya.

Namun, ada yang berbeda. Di balik tatapan tajam Zixuan, Nyonya Lan melihat kelembutan yang familiier. Di balik senyumnya yang mempesona, ia merasakan kesedihan yang dalam. Ia merasa tertarik, meski akal sehatnya menjerit untuk menjauh.

Semakin ia mengenal Zixuan, semakin ia merasa bahwa pemuda itu menyimpan rahasia. Ada bayangan masa lalu yang menghantuinya, sebuah tragedi yang tak terucapkan. Dan yang paling mengejutkan, Zixuan tertarik padanya. Ia melihat Nyonya Lan bukan sebagai wanita kuat dan kaya, tapi sebagai wanita yang membutuhkan perlindungan.

Bab 3: Cinta di Atas Reruntuhan

Nyonya Lan tahu, mencintai Zixuan adalah sebuah kesalahan. Ia adalah reinkarnasi dari dosanya, pengingat abadi tentang kehancuran yang pernah dialaminya. Tetapi, hatinya yang sudah lama membeku, perlahan mulai mencair.

Zixuan membawanya kembali ke taman bunga yang dulu ia tinggalkan. Ia menanam benih harapan di tanah yang telah gersang. Ia menunjukkan bahwa cinta tidak harus menyakitkan, bahwa kekuasaan tidak harus korup.

Nyonya Lan berada dalam dilema. Ia bisa menggunakan Zixuan untuk membalas dendam, menghancurkan dinasti yang dibangun di atas darah dan air matanya. Atau, ia bisa melepaskan masa lalunya, dan menerima cinta yang ditawarkan Zixuan.

Pilihan sulit itu menghantuinya setiap malam. Ia bermimpi tentang istana yang terbakar, tentang bayi yang tidak pernah dilahirkannya, tentang Kaisar yang mengkhianatinya. Tetapi, ia juga bermimpi tentang Zixuan, tentang tawa renyahnya, tentang tatapan mata yang penuh kasih.

Bab 4: Balas Dendam yang Dingin

Nyonya Lan akhirnya memutuskan. Ia tidak akan membiarkan amarah mengendalikan hidupnya. Ia akan membalas dendam, tetapi bukan dengan kekerasan, melainkan dengan ketenangan yang mematikan. Ia akan menggunakan kecerdasannya untuk menjatuhkan dinasti itu dari dalam.

Ia mendekati Zixuan, bukan sebagai wanita yang lemah, tetapi sebagai penasihat yang bijaksana. Ia membimbingnya, mengajarinya tentang politik, tentang strategi, tentang bagaimana memimpin dengan adil dan bijaksana.

Zixuan mendengarkan setiap kata Nyonya Lan. Ia mempercayainya sepenuh hati. Tanpa disadarinya, ia menjadi pion dalam permainan Nyonya Lan.

Perlahan tapi pasti, dinasti itu mulai runtuh. Korupsi merajalela, pemberontakan meletus di berbagai daerah, dan Zixuan, dengan dukungan Nyonya Lan, menjadi kekuatan yang tak terhentikan.

Akhirnya, saatnya tiba. Zixuan berhasil menggulingkan Kaisar dan naik tahta. Ia menawarkan posisi Permaisuri kepada Nyonya Lan.

Nyonya Lan tersenyum. Ia menolak tawaran itu.

"Aku tidak membutuhkan mahkota, Zixuan," katanya. "Yang aku butuhkan adalah... kebebasan."

Bab 5: Epilog

Nyonya Lan meninggalkan Zixuan dan istana. Ia menghilang ke dalam keramaian, meninggalkan jejak kebingungan dan kekaguman di belakangnya. Ia telah mendapatkan apa yang diinginkannya: balas dendam, tetapi dengan cara yang tidak terduga.

Ia telah menghancurkan dinasti itu, bukan dengan pedang, tetapi dengan cinta dan manipulasi. Ia telah membuktikan bahwa wanita yang dihancurkan bisa bangkit kembali, lebih kuat dan lebih menakutkan dari sebelumnya.

Dia akhirnya sadar, bahwa mahkota yang sebenarnya bukan terletak di kepala, tapi di hati yang terbebaskan. Ia akhirnya mengerti, bahwa masa lalu memang menyakitkan, tetapi masa depan adalah milik mereka yang berani memperbaikinya.

Dan dengan senyum tipis di bibirnya, dia berjalan menuju cakrawala, siap untuk memulai babak baru dalam hidupnya, karena di sanalah dia sadar, akhirnya dia bisa... memilih takdirnya sendiri.

You Might Also Like: 162 Empower Launches Personal Wealth

OlderNewest

Post a Comment