Aku Membunuh Demi Tahta, Tapi Hatiku Mati Karenamu.
BAB I: Bisikan Lentera Air
Di dunia manusia, aku dikenal sebagai Kaisar Xuan, si PEMBUNUH. Tahta berlumuran darah, tangan-tanganku kotor. Setiap malam, di taman kekaisaran yang berkilauan oleh cahaya rembulan, aku tenggelam dalam kesunyian. Lentera-lentera air mengambang, cahayanya memantulkan wajahku yang dingin. Konon, lentera itu membawa bisikan para roh. Aku tak pernah percaya, sampai suatu malam...
Sebuah bayangan, lepas dari tubuhku, BERBICARA.
"Kau bukan milik dunia ini, Kaisar Xuan," desisnya. "Kematianmu di masa lalu adalah permulaan."
Kata-kata itu merasuk, membangkitkan ingatan samar tentang dunia lain, dunia roh, dunia yang penuh dengan keajaiban dan ancaman.
BAB II: Gerbang Terlarang
Di dunia roh, aku adalah Li Wei, putra terbuang dari Klan Bulan. Klan yang menjaga keseimbangan antara terang dan gelap. BULAN mengingat setiap nama, setiap janji, setiap pengkhianatan. Dan namaku, Li Wei, terukir di sana sebagai pengkhianat.
Dulu, aku mencintai Bai Lian, DEWI BULAN. Cintaku adalah api yang membara, namun ia memilih untuk mengabdi pada tahta. Lalu, perang meletus. Aku dituduh berkhianat, dibunuh, dan terlempar ke dunia manusia.
Sekarang, dengan wujud Kaisar Xuan, aku menemukan Gerbang Terlarang. Gerbang yang menghubungkan dua dunia. Di sanalah aku bertemu kembali dengan Bai Lian.
"Kau kembali, Li Wei," ucapnya, suaranya bagaikan GEMERICIK AIR. "Tahta dunia roh membutuhkanmu."
BAB III: Permainan Takdir
Bai Lian membantuku menguasai kekuatan rohku. Aku belajar mengendalikan ANGIN, memanggil API, dan berbicara dengan BAYANGAN. Bersama, kami merebut kembali tahta dari para pengkhianat. Aku kembali menjadi Li Wei, pahlawan Klan Bulan.
Namun, kebahagiaan itu rapuh. Aku menemukan rahasia yang mengguncangku. Kematianku di dunia roh bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah rencana. Bai Lian-lah yang mengatur semuanya. Dialah yang menuduhku berkhianat, dialah yang mengirimku ke dunia manusia, dialah yang membawaku kembali untuk merebut tahta.
Mengapa?
"Aku membutuhkanmu, Li Wei," bisiknya, air mata mengalir di pipinya. "Tahta dunia roh membutuhkan KEKEKUATANMU. Tapi, aku... aku mencintaimu."
Cintanya terasa seperti belati dingin yang menusuk jantungku. Apakah dia mencintaiku, ataukah aku hanya sebuah pion dalam permainannya?
BAB IV: Kebenaran di Balik Ilusi
Bayangan-bayangan di sekelilingku berbisik, mengungkapkan kebenaran yang lebih dalam. Bukan Bai Lian yang merencanakan semuanya, melainkan guruku, Master Lin, seorang WALI yang berjanji melindungiku. Master Lin melihat potensi dalam diriku, potensi untuk menjadi penguasa sejati.
Dia menciptakan ilusi, memanipulasi Bai Lian, dan mengirimku ke dunia manusia untuk menempa kekuatan dan tekad. Kematianku adalah ilusi, penderitaanku adalah ujian.
Pada akhirnya, aku menghadapi Master Lin. Pertempuran kami mengguncang dua dunia. Aku bertarung bukan demi tahta, bukan demi cinta, tapi demi KEBENARAN.
EPILOG:
Aku mengalahkan Master Lin, membongkar semua kebohongannya. Dunia roh kembali damai. Bai Lian, hancur oleh rasa bersalah, memilih untuk mengasingkan diri. Aku duduk di tahta, SENDRI.
Siapa yang mencintai? Siapa yang memanipulasi? Apakah cinta itu nyata, ataukah hanya ilusi belaka? Aku tak tahu. Yang kutahu, hatiku mati bersamanya.
Bulan yang membisu, bintang yang membisu, hatiku juga membisu untuk selamanya.
You Might Also Like: Jualan Kosmetik Bisnis Rumahan Kota_25
Post a Comment